“Jadi kita berpisah sampai di sini aja ya?” Bisik Dito padaku yang tidak bisa aku tanggapi sama sekali. Padahal saat itu harusnya jadi perayaan anniversary ke-5 kami. “Terima kasih sudah mengisi waktuku selama ini. Kamu pasti bisa dapat yang lebih dari aku.” Tega sekali Dito mengatakan ini di hari yang harusnya jadi hari bahagia kami.
Saat itu aku hanya ingin berteriak “aku cuma pengen kamu. Aku nggak pengen orang lain.” Tapi buat apa kan. Bahkan Dito tidak mengatakan padaku alasan perpisahan ini. Buatku yang realistis hanya satu yang melintasi benakku. Dito memiliki hati baru.
Padahal 5 tahun aku menjalin hubungan dengannya. Tidak pernah sekalipun Dito membuatku kecewa. Selayaknya hubungan sehat pada umumnya, pertengkaran pastilah ada. Tapi kami bisa menghadapinya. Atau mungkin itu hanya pikirku saja.
Sepulang bekerja, kami selalu menyempatkan mengabari keadaan satu sama lain dengan telpon rutin 1 jam sebelum tidur. Di akhir minggu, kami akan bergantian mengunjungi rumah masing-masing. Dito bertemu keluargaku dan aku bertemu keluarga Dito. Setahun 2 kali kami juga selalu merencanakan perjalanan liburan bersama. Ah tampaknya kehidupan kami terlalu baik-baik saja.
Setengah tahun berlalu, hatiku ternyata belum juga sembuh. Aku marah. Bukan pada Dito. Tapi pada diriku sendiri yang tidak juga bisa melupakannya.
Aku menghadapi hariku seperti biasanya. Kebiasaan malam itu tidak pernah bisa kuhilangkan. Aku masih menceritakan hariku. Bukan pada Dito tentu saja aku sudah tidak pernah mendengar kabarnya sejak hari itu. Tapi pada fotonya yang masih kusimpan di album gawaiku. Aku tahu pasti aku tampak menyedihkan. Jadi tolong jangan menghakimiku.
Hari itu hari sabtu, aku hanya ingin seharian bergelung di bawah selimutku sambil melihat sosial mediaku. Aku masih berteman dengan adik perempuan Dito di sosial media. Tidak sengaja kulihat unggahan disana dan aku melihatnya.
Foto Dito merangkul perempuan dengan bayi digendongannya. Mereka tersenyum bahagia.
Ternyata pikiran realistisku tidak salah. Teganya dia.
One Comment
Putri Reno
Cinta emang gitu, eh Dito ya. Penasaran cerita selanjutnya pemeran aku akan bertemu siapa. Karena setiap perpisahan pasti ada pertemuan.