Nama Glodok bagi sebagian orang pasti sudah tidak asing lagi. Tapi bagi saya pribadi, walaupun sudah hampir lima tahun di Jakarta, Glodok disebelah mana pun saya enggak tahu. Cupu sekali. Kalau mendengar nama Glodok sih yang pasti bakal kepikir di kepala saya kalo enggak toko elektronik ya Chinatown-nya Jakarta. Dari ajakan short trip Glodok di grup Whatsapp “Teman Winny” saya jadi tahu Glodok dimana dan bisa ngapain aja disana.
Hari Kamis tanggal 12 Juli 2018, datang sebuah pesan di grup whatsapp “Teman Winny” dari Bang Derus yang berbunyi, “Ada yang free sabtu besok? Kebetulan gue sama Deny mau ngajak eksplore Glodok, ada yang mau ikutan?”. Sekalian dibagiin juga jadwal perjalanan keliling Glodok ini. Dari pesan yang masuk tersebut para anggota grup merespon hingga terkumpul 11 orang yang akan ikut acara keliling Glodok ini. Acara eksplore Glodok akan dimulai dari Pantjoran Tea House dengan jadwal kumpul jam 9 pagi.
Transportasi Ke Glodok
Karena tahu jadwal kumpulnya jam 9 pagi, saya sudah mengira-ngira harus siap dari kosan jam 7 pagi. Btw, kosan saya ada di daerah Ciracas Jakarta Timur. Kalau dari info di grup, kalau naik busway, transit di Harmony turun di Halte Glodok, tinggal jalan sedikit sudah kelihatan Pantjoran Tea House. Kalau mau naik KRL, ambil kereta jurusan stasiun Kota, turun di stasiun Kota. Dari stasiun jalan kaki atau naik ojek online turun di Pantjoran Tea House.
Karena lupa belum isi baterai kamera akhirnya saya baru berangkat dari kosan hampir jam 8. Buru-buru naik ojek online ke stasiun Universitas Indonesia dan sampai stasiun pukul 8.15. Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya kereta jurusan stasiun Kota datang juga. Di dalam kereta, saya sembari ngecek ongkos ojol dari staiun Kota ke Pantjoran Tea House. Ternyata ongkos ojol 7000 rupiah, dengan jarak 1 kilo lebih. Karena pengen cepet, saya nyobain beberapa stasiun tempat pick up yang berbeda. Dan akhirnya memutuskan turun di stasiun Gondangdia dengan tetap bayar 7000 rupiah, tapi jaraknya lebih jauh yaitu sekitar 3,8 kilometer. Nggak penting, tapi makasih masih baca. Hihihi.
Pantjoran Tea House
Saya sampai di tempat kumpul jam 9.20. Indonesia jam ngaret. Haha. Di tempat kumpul yang baru datang ada 4 orang, Bang Derus, Kak Gusti yang entah mengapa selalu saya panggil kak Wira (maafin ya kak…. hahah), Kak Chocky, dan Kakak CP heits Denny Oey. Enggak lama setelah saya datang, Kak Ebeth, Kak Sarni, Kak Chaca dan Titi juga datang.
Oiya jadi di Pantjoran Tea House ini ada tradisi Patekoan. Apakah Patekoan ini? Jadi pemilik Pantjoran Tea House ini menyediakan 8 teko berisi teh dilengkapi dengan gelasnya juga untuk minum siapa saja yang lewat secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan pas saya minum, ada Abang angkot yang manggil saya minta di ambilin teh.
Abang angkot : Neng mau dong tehnya.
Saya : Mau seberapa pak?
Abang angkot : Setengah gelas aja, Neng.
Teman-teman : (Ketawa kenceng)
Patekoan dimulai jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Boleh minum sepuasnya kayak Bang Derus yang minum 4 gelas. Hahah. Jadi teko-teko akan diisi terus sampai jam 6 malam. Tapi kemaren pas saya balik ke Pantjoran Tea House lagi sebelum pulang sekitar jam 12 siang, teko-teko sudah kosong dan belum diisi ulang. Jadi untuk yang mau nyobain, sebaiknya pagi-pagi, ya.

Kopi Es Tak Kie
Jalan dari Pantjoran Tea House sekitar 300 meter kita akan menemukan gang di sebalah Fortune Hotel. Masuk ke dalam gang pasar sekitar 200 meter disitulah kedai Kopi Es Tak Kie berada. Nama gangnya gang Gloria. Kedainya disebelah kanan kalo masuknya dari tempat yang saya tunjukkan diatas.
Kedainya nyempil. Saya kalo jalan sendiri sih dipastikan nyasar. Kedainya lumayan gede. Pas kami sampai disana sekitar jam 10 pagi, kedai sedang penuh-penuhnya. Kata Kakak CP Denny Oey, kalau weekend kedai ini kopinya cepet banget habis jadi usahakan pagi hari kalau kemari.

Tadinya karena penuh banget, kami berencana membungkus es kopi kami dan dibawa sambil jalan. Tapi beruntung ada pelanggan yang udah selesai, jadi kami bisa duduk sekalian poto-poto sebentar. Jangan lupa pinjem gelas biar potonya lucu.
Menurut saya pribadi, rasa es kopinya memang enak. Kopi susu tapi susunya enggak terlalu manis, creamy susunya pas dan rasa pahit kopinya masih lumayan berasa. Saya sih sangat suka. Pantas kedainya ramai. Dan menurut saya wajib dicoba. Harganya 20 ribu rupiah pergelasnya.

Petak Sembilan dan Wihara Dharma Bhakti
Dari Kedai Kopi Es Tak Kie, kami lanjut jalan ke Wihara Dharma Bhakti/Jin De Yuan (dibaca Cin Te Yuen). Pas di jalan menuju wihara, di pasar Petak Sembilan kami sekalian beli Mipan. Kata yang jualan nih, arti kata Mi adalah beras dan Pan artinya kue, jadi Mipan berarti kue beras. Mipan ini unik banget loh, jadi dia itu kue tepung beras yang diatasnya diberi topping gula merah dan bawang putih goreng yang bentuknya seperti kacang tumbuk.
Rasanya gurih kenyal-kenyal manis ada aroma bawang putih. Ini keliatannya porsinya dikit tapi kenyang banget makannya. Buat yang enggak doyan bawang putih, ini rasanya lumayan nendang bawang putihnya kalo pas dicampur. Harganya 7500 rupiah. Lagi-lagi wajib coba.

Di Wihara Dharma Bhakti kami datang dan langsung disambut dominan warna merah, lilin-lilin serta dupa. Ada ruangan tempat ibadah yang kita boleh masuk kedalam tempat ibadahnya tapi enggak boleh foto-foto. Tapi ada juga yang kita boleh masuk untuk foto-foto tapi jangan ganggu yang ibadah dan berisik. Pas kami ke sana kemaren tempatnya lumayan ramai orang ibadah. Mungkin karena weekend.

Gereja Santa Maria de Fatima
Dari Wihara Dharma Bakti, kami lanjut ke Gereja Santa Maria de Fatima. Gereja Katolik dengan arsitektur mirip kelenteng. Masih ada unsur-unsur merah juga. Sekitar setengah 12 kami sampai disini, gereja sedang kosong. Kami bisa masuk dan diijinkan mengambil foto di dalam.


Klenteng Toa Se Bio
Kelenteng Toa Se Bio adalah salah satu kelenteng tertua di Glodok. Pas waktu kami disana sekitar jam 12 siang. Halamannya lapang dan ikonik sekali. Lumayan ramai, tapi yang ibadah sama sekali enggak terganggu pas kami lihat-lihat disana. Bahkan beberapa melempar senyum ke saya. Enggak terlalu lama berfoto. Karena perut sudah menjerit minta diisi.

Kulineran di Kedai Rujak Shanghai
Di kedai ini saya dan Titi share makan dengan memesan 2 menu yaitu Rujak Shanghai dan Suikiau. Rujak Shanghai terbuat dari potongan cumi, diberi sayur hijau, ada lobaknya, diberi saus merah dan taburan kacang. Kami sempat bertanya ke pelayan kedai, si saus merahnya ini terbuat dari tepung sagu diberi cuka. Rasanya segar, cuminya tidak amis, dan ada rasa kacang tentu saja. Surprisingly saya doyan dan ini enak. Padahal pas lihat saya kira bakalan mual. Harganya lumayan mahal, 40 ribu rupiah.

Kalau Suikiau ini adalah sejenis pangsit tapi kulitnya lebih tebal dan isinya lebih banyak. Isiannya sayur, ayam dan udang. Pangsitnya gede, padahal kata penjualnya kecil, dan isinya 10 biji. Ini dimakan berdua sih kami enggak kuat ya. kenyang banget. Masih sisa 4 biji. Untung ada Kalena yang datang terakhir bisa makan penghabisan. Dikasih kuah bening, ada sawinya. Must try. Harganya 40 ribu juga.

Oya, Kalo sudah disini jangan lupa minum Badak. Info dari Denny, minuman ini khas Pematang Siantar. Rasanya Mirip sarsaparila/rootbeer. Yang belum nyobain, cobain lah biar enggak penasaran.

Yang terakhir pas kami tengah-tengah nunggu pesanan, ada penjual choipan masuk ke restauran. Buat yang enggak tahu, choipan itu semacam pangsit isi bengkoang. Ada saus nya yang rasanya pedas asem. Kami beli 4 biji choipan dan dikasih harga 10 ribu. Padahal kalo beli 5 biji harganya 13 ribu. Hihihi. Makasih Bang, semoga rejekinya lancar. Duh aku enggak enak mau bilang berulang-ulang, tapi ini ENAK. Wajib coba.

Toko Obat Ban Seng
Kenyang mengisi perut, kami berkunjung ke Toko Obat Ban Seng. Buat yang mau beli obat atau yang mau mencoba pengobatan tradisional ala China. Aku diracuni Titi beli Lo Huan Kuo Infusion. Katanya berkhasiat untuk meredakan gejala panas dalam dan batuk. Sudah dicobain, rasanya manis baunya kayak minuman herbal, tapi enggak ganggu kok. Enak kalo diminum dingin.

Sekian perjalanan keliling Glodok. Masih banyak makanan enak yang belum dicobain. Dan saya sudah pasti mau balik kemari lagi. kalo ada yang tahu makanan apa aja yang enak di Glodok. Boleh banget share di bawah. See you.
34 Comments
Lisa Fransisca
“Nggak penting, tapi makasih masih baca”, dan malah aku terusin baca hahaha. Seru yaa!
Aku pernah ke Petak Sembilan tapi suka agak sungkan makan di sana karena ga gitu doyan daging merah. Thanks infonya Leni, jadi tahu info kuliner di sana.
Lenifey
Ahhahah.. iya kak kata CP nya juga kuliner yang dimakan sekarang jarang diketahui orang. umumnya soalnya makan gado-gado direksi sama bakso yang terkenal enak itu. cuma waktu itu kami udah banyak juga makannya. hahah. dah gak kuat kalo mau makan lagi. hahha
Putri Reno
Glodok!. Yang saya tau cuman toko elektronik dan beberapa perlengkapan Safety, PPE (alat perlindungan diri) seperti coverall, sarung tangan dan lain-lain.
Ternyata jika di telusuri banyak hal menarik juga di glodok. Foto-foto Kopi Es Tak Kie, Suikiau, Choipan, dan Rujak Shanghai, mengundang lidah untuk bergoyang mencicipi rasanya.
Nanti klo mau ke Glodok mau nyobain sendiri lah rasanya seperti apa. Makasih sudah berbagi.
Lenifey
wajib coba kak terutama choipan. ini favorit saya sama es kopi dan minum badak. cuma ini kebetulan emang ada yang jual. biasanya kita yang harus nyariin itu choipan kalo di glodok. kata temen yang tinggal disana.
Evi
Glodok.. Biasanya, namanya juga suka bersanding dengan pasar Asemka..
Buat penggemar belanja dengan harga hemat..
Glodok dan pasar Asemka jadi salah satu tempat tujuan..
Maria Widjaja
Kalau ke Glodok, saya suka menikmati Gado-Gado Direksi di Gang Gloria. Gado-gado dsn lumpianya konon menjadi favorit dua mantan presiden RI, Alm Gus Dur dan Megawati.
Jangan lupa mi kangkung dan siomay si Jangkung. Masih di Gloria juga.
Lenifey
wah iya nih kak kemaren kelupaan mau makan gado-gado direksi. sip tar balik ke Glodok lagi. food travel glodok part 2
Lenifey
oh iya bengkuang. kenapa aku nulisnya labu dah. hahah. sip diedit dulu biar ndak salah info. makasih kakak cepe. kapan-kapan trip lagi semoga aku nggak lupa motoin lagi. ahhahha
Antin Aprianti
Glodok di sebelah mana nggak tahu? Sama len, aku yang udah lama di Jakarta juga belum pernah eksplore ke daerah Glodok 😀
Ihiy asiknya yang abis eksplore Glodok. Btw aku jadi penasaran sama rasanya Choipan dan Rujak Shanghai deh.
cha
wah seru banget tuh ka aku juga pernah ke pantjoran tea house tapi lum sempat minum teh nya, wajib coba gado-gado direksi ka, enak pake bingit walau harga waw hehe, tempat nya sejalan sama es kopi takkie, hiksss memang ya kalo ke takkie kudu pagi-pagi, belum kesampean nih.
Dayu Anggoro
Gw yang kantor ga jauh dari glodok tapi beloman pernah eksplore ke sana, jadi ngiler liat wisata kulinernya.
febi
Thanks ya buat info yang udah dikasih, jadi punya tempat2 rekomen baru..
Kurnia
Duh jadi orang jakarta udah lama tapi belum pernah mampir-mampir ke glodok. Kayaknya seru banget disana, apalagi penasaran sama rujak shanghainya enak banget kelihatannya
Kartini
wah unik dan baik sekali yaa yang punyanya, bagi-bagi teh gratis.. ngomong-ngomong, aku penasaran banget dengan mipan. manis tapi ada bawang putih gorengnya. gimana itu yaa, rasanya. overall, kenyang yaa main ke glodok 😀
Henry Irawan
Ga nyangka ternyata banyak ya destinasi di sekitar glodok, dan beragam tempat ibadah yang yang bisa di kunjungi.
Foto foto nya juga bagus banget.
titi
beb, mi pan harganya 7500 whooooiiii! hhahahaha
ya ampun aku masih ingin makan2 dsna. sungguh
Yunita Tresnawati
Glodok memang selalu menawan untuk dikunjungi, bisa kulineran bisa juga wisata sejarah budaya Tionghoa yaa. Btw, kalau ke sana lagi harus ke gang Gloria yang paling ujung, kari lam, cakwe, siomaynya uenakk banget
INA
Duhh ko aku baru tau kalo glodok banyak kulinernya haha kudet banget deh aku :D, makasih loh infonya abis baca ini langsung pengen nyoba mampir ke glodok selama ini aku cuma seliwar seliwer lewat glodok dan ga ada ketertarikan buat mampir, abis baca ini artikel jadi pengen ke glodok dah haha
Lelyna
Aku belum pernah lihat mbak makanan2 unik diatas, sepertinya sih enak.
Airin
Wuih, ternyata di glodok lengkap.. kabarnya kalau mau cari yang berbau elektronik semacam laptop, hp dsb disitu pusatnya
Firdaus Soeroto
Glodok bisa jadi destinasi yang enak dikunjungi juga rupanya ya hehe. Thank you for sharing this!
Inez
tempat mainan gw jaman dulu nih glodok.
udah banyak berubah sekarang.
si deny ajakin pergi dadakan muluuuu ahh
Yudi
Iya.. bener Glodok taunya pusat elektronik dn sebangsanya. Ternyta ; 1. masjid Al-Anshor yang didirikan oleh para pendatang dari Malabar (India) pada abad ke-17. 2. Surau Langgar Tinggi. 3. Masjid an-Nawier (Cahaya) erat kaitannya dengan masjid kuno di Kraton Solo dan Banten. 4. Masjid Lautze. Dll
Achmadi Anggi
Wah ternyata Glodok bukan cuma tempat buat beli alat elektronik, tapi ada kebudayaan Cina yang masih eksis sampai sekarang. Kapan-kapan pengen juga ke telpat itu.
Taumy
Aduh. Lagi-lagi, ketinggalan ikutan trip kece ini. Keliling Glodok. Padahal dekat malah. Memang jadwal berada di Jakarta selalu menghalangi
Galuh
Kopi Es Tak Kie di Glodok emang lejen banget sih
Hayati
Wah ternyata Glodok kalau dikulik lebih detail banyak yang unik dan enak ya, ka, ga cuman barang elektronik saja
tuty prihartiny
Seru ya Kak, keliling Glodok, lokasi yang kaya sejarah dan banyak hal menarik di sana. Beberapa waktu lalu, saya sempat kost di dekat sana, tapi ndak pernah berkeliling lebih jauh. Ternyata banyak hal dan pengalaman asik ya, dari kuliner, tempat ibadah sampai toko obat. Terimakasih kak untuk informasi menariknya….
Mela
Aku juga pernah eksplore glodok dan yang paling aku suka adalah kopi es tak kie, enak dan suasananya jadul.
Tapi belum pernah nyobain teh patekoan itu, kapan2 kesana lg ah..
Ceritanya lengkap Ka, good..
Ari Widi
waw keren dan aku tidak ajak..hehe ..anyway pasti seru yaaa.kapan-kapan ajak-ajak ya..sukses terus..cos aku suka banget chinesee style
Elsalova
Seru ya kak jalan-jalannya. Apalagi ada kak chaca. Pasti kak leni bahagia short tripnya.
Doyangayab
Wah asyik juga ternyata mengelilingi glodok..
Boleh lah ajak ajak
doyangayab
Ternyata di Glodok ada sisi lain yang indah bukan hanya sekedar penjualan elektronik saja
Jadi tertarik sama Kopi es Tak Kie
Pingback: